Friday, August 24, 2012

10 MITOS TENTANG ROKOK

Mengapa para perokok masih sulit memutuskan untuk berhenti merokok? Karena banyak dari perokok tersebut yang masih terjebak oleh mitos-mitos yang sesungguhnya salah. Berikut ada 10 mitos yang salah tentang rokok atau merokok.

1. Merokok itu lambang kejantanan bagi kaum laki-laki; 
“gak ngerokok gak macho”
Maaf, bukankah kejantanan itu lebih relevan diukur dari aspek sexology? Mana mungkin rokok bisa bikin kita kuat melakukan hubungan intim. Bagaimana bisa stamina kita bisa kuat karena rokok? Malahan merokok berkontribusi pada osteoporosis  atau pengeroposan tulang dan kemandulan. Kalo tulang punggung serasa remuk apa bisa strong? Lalu kalau udah mandul apa itu JANTAN?. “Mau lo gak punya keturunan? Eh, man! Kalo lo bisa naklukin perempun, itu baru namanya JANTAN.
Cewek mah, gak ngeliat merek rokok lo apa?”. Kalau udah ‘loyo’ mah apa yang mau dibanggain?.  Mendingan pergi ‘nge-gym’ bikin perut jadi six pack. Nah itu baru bikin fisik lo semakin terlihat JANTAN.   

2. Merokok lambang modernisasi dan ‘fashion’ buat perempuan;
gak ngerokok gak cantik dan gak sexy”
Bagi perempuan kaum kosmopolitan merokok sudah menjadi trend sebagai realita hidup modern. Banyak sekali kita temui perempuan-perempuan di usia produktif menghisap rokok di caffee shop di pusat-pusat perbelanjaan. Bahkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa selera rokok yang dihisap perempuan harganya lebih tinggi daripada harga rokok yang dihisap laki-laki. Tidak jarang pula dari mereka yang mengkoleksi alat pemantik atau korek api yang brended. Untuk alasan fashion semata.  

Emansipasi sebagai resiko dari perkembangan jaman atau modernisasi, memang tidaklah salah. Tapi apakah kecantikan perempuan akan sempurna kalo toh rahimnya gak bisa menghasilkan keturunan? Akibat racun yang merongrong organ yang sangat vital yaitu rahim.
Mungkin akan lebih sulit untuk hamil bila anda merokok karena merokok  adalah penyebab mayor dari infertilitas. Wanita yang merokok memiliki  resiko keguguran dan komplikasi yang meningkat selama masa kehamilan.

Perempuan hamil yang merokok, sama saja mengajari atau mengajak kandunganya untuk merokok dini. Dan ini akan berpeluang terjadinya gagal kandungan atau keguguran. Atau dapat mengakibatkan kerusakan fisik pada calon bayi yang anda kandung.Ada fakta lain, perempuan yang merokok memasuki masa menopause pada umur yang lebih muda daripada perempuan yang tidak merokok. 

3.Merokok adalah gaya hidup;
gak ngerokok, gak keren!”
Itu sih kata orang-orang yang kepingin gaya-gayaan aja. Toh kalau sudah sakit paru-paru, TBC atau batuk-batuk bagaimana mau bisa gaya? Terus apanya yang keren?
Yang ada juga orang lain malah menghindar kali melihat anda batuk-batuk melulu…hehehe banyak yang bilang sih kalau batuk itu penyakit orang susah”. Terus bagaimana mau keren kalau udah dianggap orang susah?. Merokok juga bisa bikin muka keriput dan terlihat kusam. Begitukah yang namanya gaya?. Penyakit kok dibilang gaya. 

4. Merokok dapat menambah rasa PD (Percaya Diri)
 gak ngerokok, gak PeDe”
Berarti rasa percaya diri anda anda hanya terbantu oleh faktor lain dari luar diri anda. Artinya anda tidak mampu mengeksplorasi potensi yang ada dalam diri anda sehingga anda jadi minder tanpa merokok. Banyak sekali kasus orang yang selalu mendahului dengan merokok sebelum berhadapan interview lowongan pekerjaan, dengan supaya tidak grogri menghadapi orang yang akan mewawancarai anda. Atau sesaat sebelum menghadapi sidang skripsi, atau sesaat sebelum presentasi, atau ketika menghadapi hal-hal penting. Berati nervous, yang muncul hanya bisa dihilangkan oleh rokok. Heheh kasian amat sih anda?. Masa mental anda bisa drop karena tak ada rokok.

Kepercayaan diri lebih baik dibangun atas dasar kemampuan, kesiapan, ketenangan dan pemahaman yang matang terhadap situasi yang dihadapi. Manakala kita menghadapinya seorang diri, ya hadapilah dengan seorang diri. Tidak perlu harus ‘ditemani’ oleh sebatang rokok. Jangan pelihara rasa takut anda, sehingga anda selalu butuh ‘teman’.

 5.Merokok dapat meningkatkan konsentrasi dalam bekerja 
“gak ngerokok, gak mood”
Tidak sedikit orang yang selalu merokok pada saat melakukan pekerjaanya. Bahkan ada yang memiliki kebiasaan bela-belain keluar ruangan kerjanya (biasanya alasan ke toilet) untuk menghisap sebatang rokok, karena ruang kantornya ber-AC. Habis deh waktu 10 menit untuk merokok. Produktifkah anda bekerja dengan cara seperti ini?Haruskah produktifitas kerja kita “dijamin” oleh rokok? Apa iya rokok bisa membuat kita fokus dalam bekerja? Lalu kalau tidak ada rokok, tidak bisa kerja dong? Yang ada kerjaan malah semakin terbengkalai kalau waktu tersita hanya untuk mencari-cari atau membeli rokok.
Mood untuk melakukan sesuatu tidak perlu harus dibantu oleh rokok. Mood itu bisa kita munculkan ketika ada motifasi yang tinggi atas pekerjaan yang akan kita lakukan. Untuk apa kita bekerja? Tentunya untuk mencari nafkah toh?. Masa anda haru ‘modal’ rokok untuk mencari uang.  Pada hal anda sudah memiliki modal besar yaitu OTAK untuk berfikir.    

6.Merokok dapat menghilangkan stress atau lepas dari tekanan.
Ini lagi statement yang paling ngaco. Stres ditimbulkan dari beban atas tuntutan yang membebani pikiran dan waktu serta energy kita. Tekanan yang tinggi memang dapat membuat kita stres. Tetapi apakah penyelesainya dengan merokok?. Tidak ada fakta ilmiah yang menyatakan dengan merokok kita bisa melepas tekanan. Lalu kalau persoalan yang membebani kita tidak kita hadapi, akhirnya gak berkurang juga tekanannya. Dan merokok, malah membuang waktu hingga beban yang kita hadapi justru akan semakin berat seiring bertambahnya waktu.
Mestinya kalau mengurangi stress refreshing adalah solusinya. Pergi aja menghirup udara segar. Carilah kehijauan berupa tanaman, atau taman atau pepohonan. Di sana banyak oksigen yang bisa anda hirup untuk me-refresh pikiran anda. Sehingga anda bisa lebih tenang menghadapi segala tekanan.

7.Merokok adalah pergaulan
 “gak ngerokok, gak gaul”
Ini lagi pandangan yang salah. Siapa bilang dengan merokok makin banyak teman. Terus, apa iya dengan berhenti merokok kita jadi gak punya teman? “Gak banget deh!” saya sudah merasakan justru dengan berhenti merokok, makin banyak orang yang ingin bergaul dengan saya. Pada umumnya malah bertaya bagaimana caranya berhenti merokok. “Hebat yah bisa berhenti  merokok” kata mereka. “Hehehe… asyik kan?”. Malah makin banyak teman kita yang bertambah. Kebanyakan teman-teman perokok malah iri sama saya, karena bisa tidak tergantung kepada rokok sehingga tidak ada pengeluaran atau alokasi dana untuk merokok. 

8.Merokok dapat menguruskan badan;  
“gak ngerokok, badan gampang gemuk” 
Banyak orang beranggapan bahwa merokok merupakan salah satu solusi untuk diet. Berat badan yang menurun akibat merokok bukan karena efek positif dari rokok itu secara langsung. Tetapi karena menurunya nafsu makan anda, sehingga anda tidak lagi makan seperti porsi sebelumnya. Atau tidak sesering sebelumnya.

Terkadang kalau sudah minum kopi dan merokok di pagi harinya, makan siang pun tercover oleh asupan gula karena minum kopi yang berlebihan pada waktu anda minum di pagi harinya. Sehingga anda hanya satu kali saja makan dalam satu hari. Itulah yang membuat badan anda menjadi kurus. Lalu, nikotinpun dapat mengurangi selera kita untuk makan.Nah, kalau makanpun sudah tidak teratur otomatis kerja lambung sebagai pencernapun akan terganggu. Asam lambung anda tidak bekerja dengan baik. Inilah yang biasanya berdampak penyakit maag.

Lalu kalau sudah maag, gmana dong? Pada stadium tinggi maag rentan akan berlanjut ke tingkat hepatitis. Terus kalau udah urusanya sama penyakit yang berat begini, gmana dong? Berarti gak jadi solusi juga dong bahwa merokok itu bisa diet dengan sehat.
Kalau mau diet sih, enakan juga ngegenjot sepeda keliling-keliling taman kota atau ke perkempungan yang banyak pohon-pohon rindang. Kalau mau yang lebih murah ya lari pagi aja atau jongging. Tiga kali seminggu juga pasti kurus. Pola dietnya akan lebih sehat, ya gak sih? 

9.Merokok dapat merangsang lahirnya ide; 
“gak ngerokok, pikiran buntu”
Banyak orang bilang merokok bisa jadi media mencari inspirasi. Ini pernyataan yang paling parah! Terus, kalo gak ada rokok gak bisa ngeluarin gagasan dong? Gak ada ide dong? Gak kreatif dong? Gak bisa mikir dong? Alhasil malah miskin ide dong. Soal ide mah kapan pun, di saat bagaimanapun bisa lahir. Kasian amat sih anda punya otak gk bisa dipake kalo gak dibantu rokok…
Maaf, kadang saya aja mendapat ide-ide cemerlang justeru pada saat ngupil, hehe!. Atau kadang pada saat ‘nongkrong’ di toilet. Obyek apapun bisa kok dijadikan media inspirasi untuk memunculkan ide-ide brillian tanpa harus ngerokok.

10. Industri rokok memberikan kontribusi pemasukan negara dengan jumlah besar;
Fakta: Negara membayar biaya lebih besar untuk menanggulangi penyakit yang diakibatkan oleh rokok dibanding dengan pemasukan yang diterimanya dari industri rokok.Penelitian dari World Bank telah membuktikan bahwa rokok merupakan kerugian mutlak bagi hampir seluruh negara. Pemasukan yang diterima negara dari industri rokok (pajak dan sebagainya) mungkin saja berjumlah besar, tapi kerugian langsung dan tidak langsung yang disebabkan konsumsi rokok jauh lebih besar.

Biaya tinggi harus dikeluarkan untuk membayar biaya penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh rokok, absen dari bekerja, hilangnya produktifitas dan pemasukan, kematian prematur, dan juga membuat orang menjadi miskin lebih lama karena mereka menghabiskan uangnya untuk membeli rokok. Biaya besar lainnya yang tidak mudah untuk dijabarkan termasuk berkurangnya kualitas hidup para perokok dan mereka yang menjadi perokok pasif.

Selain itu penderitaan juga bagi mereka yang harus kehilangan orang yang dicintainya karena merokok. Semua ini merupakan biaya tinggi yang harus ditanggung secara tidak langsung oleh pemerintah.

sumber : http://indonesiapastibangkit.blogspot.com/2012/07/10-mitos-tentang-rokok.html

No comments:

Post a Comment